Cerita Bohong
Pada
akhirnya aku tidak lagi melihat kenangan di setiap sudut rumah ini. Tak usah tanya
kenapa. Sedih pokonya. Hahaha.
Engga,
kok. Gak sedih sedih amat. Mungkin cumaa ngerasa sedikit kehilangan aja.
Aku
selalu ingat sweater yang selalu dipakai Dean....eh, Zakki.
Tulisan
YAH (You Are Here) pada sweater abumu itu tepat berada dimana ia dulu menaruh namaku.
Di
bagian hati.
Iya.
Begitulah kira-kira..
Dan
sweater itu..
Punya
abangnya..
Hm..
Gak,
aku gak mempermasalahkan kamu pergi. Aku pun disini masih bisa kok hidup tanpa
kamu. Kamu pun begitu, kan? Aku hanya..rindu. Ngerti?
Sadis
adalah dulu ketika kita masih bisa saling memandang. Bukan memandang atuh ya
tapi….saling menyapa. Menyapa kabarmu, menyapa perutmu, bahkan saling menyapa hati.
Kamu bosen gak? Masih sayang gak sama
aku?
Hal
seperti itu tidak harus dipertanyakan. Itu urusan hati. Biarkan ia bertindak
dengan sendirinya. Tiba-tiba menghilang gitu.
Sadis
emang.
Sekarang,
aku dan kamu bukan ‘kami’, tapi ‘kita’ yang entah berjodoh atau tidak.
Kita
yang mudah sekali mengakhiri hubungan setiap kali ada masalah, lalu balikan deui
euweuh kaera…
Dan
begituuu saja terus sampai akhirnya kita benar-benar bertekad,
‘Kita
udahan aja yah’.
Well,
That was similar short of crazy mixture of fights and love. And we ended up
like this. Seriously?
Yes.
..................................................................................
*bersambung
:p
Komentar
Posting Komentar